Sabtu, 15 Oktober 2016

Softskill Tugas 2

Kelompok:
-          Andrea Nicola                    - Maytri Nur
-         Dian Rohmah S.W              - Nandya Puspa
-         Isye Yuliawati                      - Surya M Jamal
Nama Sekolah: Brilliant School
A.    Tujuan (Visi dan Misi)
1.     Menggali dan menumbuh kembangkan  minat dan bakat peserta didik
2.     Meningkatkan prestasi belajar dan karakter peserta didik
3.     Mengembangkan kemampuan anak menjadi lebih interantif, kreatif, komunikatif dan dapat berinteraksi dengan baik serta menumbuhkan kerja sama yang baik sehingga menghasilkan jasmani yang sehat
4.     Membuat kurikulum belajar montesori
5.     Mengadakan kegiatan pentas seni
6.     Mencari pengajar yang memiliki dasar pendidikan anak usia dini, pengajar dengan lulusan psikologi dan guru yang mendapat pelatihan khusus
7.     Menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi kegiatan
8.     Menyediakan sarana dan prasarana bagi sekolah
B.     Sumber Daya
1.     Uang pangkal = Rp. 1.800.000
2.     Uang spp = Rp. 150.000
3.     Uang tahunan = Rp. 300.000 (dibayar per tiga bulan)
4.     Uang formulir = 250.000
C.     Pengarahan dan implementasi
1.     Mengadakan rapat antar guru dalam satu minggu sekali
2.     Mengadakan briefing sebelum jam belajar
3.     Guru harus menyiapkan materi ajar
D.    Kebijakan yang ditetapkan
1.     Menggunakan seragam sesuai yang ditentukan
2.     Dilarang menggunakan perhiasan berlebihan
3.     Dilarang melakukan kekerasan pada anak
4.     Diberikan cuti sebanyak 12 kali dalam setahun
5.     Diwajibkan masuk tepat waktu
E.     Evaluasi keberhasilan
1.     Mengadakan rapat tahunan, rekap daftar kehadiran, membagikan rapor
2.     Memberlakukan sanksi kepada guru yang melanggar tata tertib
3.     Evaluasi kinerja

4.     Memberikan reward kepada guru terbaik


Sabtu, 08 Oktober 2016

KEKUASAAN (softskill)

Nama: Dian Rohmah Sri Wulandari
NPM: 12514999
Kelas: 3PA15

Kekuasan
I.                   DEFINISI
Pengertian kekuasaan Menurut Max Weber 
Menurut Max Weber dalam Buku Wirtschaft und Gessellshaft pada tahun 1992 bahwa pengertian kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini (Macht beduetet jede chance innerhalb einer soziale Beziehung den eigenen Willen durchzusetchen auch gegen Widerstreben durchzustzen, gleichviel worauf diese chance beruht).
Pengertian kekuasaan oleh Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan adalah keegoisan dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
Pengertian Kekuasaan Menurut Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan
Selanjutnya, pengertian kekuasaan yang hampir sama diungkapkan oleh Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan yaitu:
Pengertian kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan (Power is a relationship in which one person or group is able) tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama (to determine the action of another in the direction of the former’s own ends).

Pengertian kekuasaan Oleh Barbara Goodwin (2003)
Pengertian kekuasaan oleh ahli politik kontemporer ini sedikit lebih kasar, menurutnya, pengertian kekuasaan adalah: Kemampuan (Force is the ability) untuk mengakibatkan  seseorang bertindak dengan cara yang oleh yang bersangkutan (to cause someone to act in a way which she would not choose), dan tidak akan dipilih seandainya ia tidak dilibatkan (left to herself). Dengan kata lain memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya (In other words to force someone to do something against her will).
Berdasarkan pengertian kekuasaan diatas, dapat diambil beberapa poin yaitu:
  1. Bahwa kekuasaan umumnya diselenggarakan melalui isyarat jelas.  Hal ini disebut dengan kekuasaan Manifes atau manifest power.
  2. Kekuasaan yang lain, namun hanya kadang terjadi yaitu kekuasaan implisit yang terjadi tanpa adanya isyarat yang jelas.
  3. Hal yang perlu ditekankan karena adanya kekuasaan  adalah adanya hak untuk mengadakan sanksi. Dalam menyelenggarakan kekuasaan, banyak upaya yang dilakukan dalam bentuk sanksi untuk menegakkan kekuasaan seperti koersi, persuasi dan cara lainnya.


II.                SUMBER – SUMBER
Sumber kekuasaan menurut John Brench terdiri dari 5 yaitu:
  1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada oang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah.
  1. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalua tidak memenuhi perintah atau persyaratan
  1. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hokum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu
  1. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa permberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi
  1. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada identifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi.

Ada pun sumber kekuasaan itu sendiri ada 3 macam,yaitu:
1.      Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a.      Kekuasaan formal atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
Kendali atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959)
Majikan yang menggaji  karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya,  kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
b.      Kendali atas hukum (French & Raven 1959)
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
c.       Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
d.      Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi .
•   Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
•  Kendali atas tata lingkungan.
Kepala dinas tata kota berhak memberi  izin bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
2.      Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
a.       Keahlian atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b.      Persahabatan atau kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
c.       Karisma (House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3.      Kekuasaan yang bersumber pada politik
a.       Kendali atas proses pembuatan keputusan (Preffer  & Salanick, 1974)
Ketua menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
b.      Koalisi (stevenson, pearce & porter 1985)
Ditentukan hak dan wewenang untuk membuat kerjasama dalam kelompok.
c.       Partisipasi (Preffer, 1981)
Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
d.      Institusionalisasi
Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu perusahaan.


III.             JENIS KEKUASAAN
Dewasa ini telah dikenal berbagai bentuk kekuasaan nan menjadi dasar jalannya pemerintahan. Bentuk-bentuk kekuasaan tersebut umumnya didasarkan atas ideologi atau faham-faham tertentu. Bila Anda pernah mendengar istilah monarki dan aristokrasi sesungguhnya Anda telah mendengar jenis-jenis kekuasaan dan pemerintahan nan telah dikenal di global ini. Mari kita mengenal lebih dekat teori-teori kekuasaan tersebut


1. Monarki
Jenis kekuasaan ini berpusat pada satu orang sebagai pemegang kekuasaan. Pemegang kekuasan tersebut umumnya dikenal sebagai raja. Oleh sebab itu, jenis pemerintahan ini biasanya berbentuk kerajaan. Dalam praktiknya, raja memegang penuh kendali negara. Namun demikian, biasanya jalannya pemerintahan dikendalikan oleh perdana menteri nan diawasi langsung oleh parlemen. Inggris, Jepang, Spanyol, Belanda, dan Norwegia merupakan segelintir negara nan masih menerapkan sistem monarki dalam jalannya pemerintahan mereka.
Sistem monarki bisa dibagi menjadi dua, yakni monarki mutlak dan monarki konstitusional. Monarki mutlak berarti kepala negara dan pemerintahan dipegang penuh oleh raja. Tidak ada sistem pemilihan perdana menteri dan juga tak ada sistem partai politik dalam jalannya pemerintahan. Salah satu negara nan masih menjalankan sistem pemerintahan ini ialah Saudi Arabia. Bentuk monarki konstitusional terjadi ketika raja berbagi kekuasaan dengan perdana menteri. Artinya, raja bertindak sebagai kepala negara dan perdana menteri bertindak sebagai kepala pemerintahan.
Sistem monarki atau kerajaan mendapatkan kritikan nan cukup pedas dari sejumlah ahli politik dan hukum. Sistem kerajaan bertumpu pada seorang raja nan memimpin, sehingga aspirasi dari rakyat akan sulit direalisasikan apabila mendapati seorang raja nan tiran atau otoriter.
Sistem kerajaan juga merupakan sistem pemerintahan nan berlangsung dengan kekuasaan nan diwariskan dari generasi ke generasi. Tentu saja penerima tahta kekuasaan tersebut ialah anak raja atau keluarga dari raja sebelumnya. Metode pengalihan kekuasaan dengan pewarisan bisa menimbulkan kontradiksi dan ketidakpuasan dari pihak lain. Sehingga sistem kerajaan akan cenderung dekat dengan penggulingan kekuasaan


2. Aristokrasi
Bentuk Aristokrasi terjadi ketika kendali pemerintahan atau kekuasaan tak hanya dipegang oleh satu orang, seperti raja atau ratu. Bentuk kekuasaan ini menggambarkan bahwa kekuasaan dipegang oleh sekelompok orang nan berpengaruh baik itu dari segi kekayaan (bangsawan) maupun dari segi keilmuwan. Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem monarki. Namun demikian, suatu teori menggambarkan bahwa sistem aristokrasi terjadi ketika terjadi revolusi bentuk pemerintahan monarki menjadi aristokrasi.


3. Demokrasi
Pada jenis kekuasaan ini, rakyat memegang kendali penuh atas jalannya roda pemerintahan. Pemerintahan akan berjalan jika memang rakyat berkehendak. Sebaliknya, rakyat juga dapat menghentikan jalannya pemerintahan jika memang rakyat tak puas terhadap kinerja pemerintahan.
Menurut bentuknya, sistem demokrasi bisa dibagi menjadi dua macam, yakni demokrasi langsung atau demokrasi perwakilan. Sinkron namanya, demokrasi langsung memberikan kebebasan penuh terhadap rakyat dalam memberikan aspirasinya tanpa harus diwakilkan kepada orang lain. Kebalikan dari demokrasi langsung ialah demokrasi perwakilan. Pada demokrasi perwakilan, rakyat memilih wakil nan sinkron dengan kriteria dan kemudian aspirasi dari rakyat dipercayakan penuh kepada wakil rakyat tersebut.
Sistem demokrasi merupakan sistem pemerintahan nan paling banyak dipegang oleh negara-negara dunia. Sistem demokrasi nan berasal dari revolusi bangsa Eropa pada abad pertengahan. Sistem demokrasi dianggap sebagai sistem nan paling ideal oleh berbagai pemikir dan ilmuan saat ini.
Namun pada penerapannya sistem demokrasi tak semulus dengan teorinya. Sistem demokrasi bagaikan sebuah sistem nan bisa dimanipulasi menurut para pengunjuk rasa Occupy Wall Street di tahun 2011. Para pengunjuk rasa menduga kuat bahwa pengambil kebijakan negara Amerika Perkumpulan bukanlah Presiden atau para anggota Parlemen, namun penentu kebijakan negara AS selama ini justru para pemilik kapital (kapitalis), investor, dan para bankir nan berdiam di Wall Street.
Tidak hanya di Amerika Perkumpulan kenyataan memanipulasi pemerintahan demokrasi terjadi. Di Indonesia pun kita bisa merasakan hal tersebut. Lihatlah bagaimana sejumlah kebijakan nan seharusnya berpihak pada rakyat tetapi malah mementingkan para pengusaha dan investor. Sejumlah BUMN dijual ke partikelir dan asing, padahal dengan BUMN tersebut bisa sebagai sektor pemasukan pemerintah buat memenuhi kesejahteraan rakyat. Dalih profesionalitas dan pemugaran sistem manajemen BUMN pun dikemukakan pemerintah.
Indonesia telah beberapa kali mengubah model penerapan demokrasi. Mulai dari awal kemerdekaan hingga saat ini, bangsa Indonesia masih mencari model kekuasaan nan cocok buat kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Demokrasi Terpimpin pernah dirasakan oleh rakyat Indonesia nan hayati pada masa kekuasaan Bapak Soekarno.
Pada peralihan kekuasan dari Bapak Soekarno ke Soeharto, Indonesia berubah model demokrasinya menjadi demokrasi Pancasila. Dengan tujuan mengembalikan model pemerintahan ke bentuk nan diharapkan oleh para penggagas Pancasila pada awal kemerdekaan. Namun sayang, niat tersebut tak semudah nan digembar-gemborkan oleh pemerintah saat itu. Malah Indonesia dipimpin oleh sebuah presiden nan mutlak dan memerintah paling lama di dalam sejarah penerapan demokrasi.
Maka para ahli sejarah dan politik menyebut masa pemerintahan Bapak Soeharto sebagai rezim orde baru. Kata rezim tersebut menandakan bahwa kekuasaan dipegang oleh sebuah golongan atau kelompok. Berakhir rezim orde baru tak berarti Indonesia mengambil bentuk demokrasi nan ideal bagi kesejahteraan rakyatnya, malah bangsa Indonesia keluar dari rezim orde baru menuju sistem demokrasi liberal.
Kata liberal tersebut menempel pada demokrasi dengan maksud menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sistem demokrasi nan bersifat liberal. Liberal nan dimaksud ialah liberalisme pada sektor-sektor publik. Liberalisme sektor ekonomi, sosial, pendidikan bahkan pada sektor kesehatan tengah terjadi pada masa kini.
Ya, tak ada sistem kekuasaan nan sempurna. Setiap model kekuasaan mempunyai segi kelemahan. Dengan belajar mengenai teori-teori kekuasaan ini diharapkan kita bisa menjadi seorang nan paham dan kritis terhadap pembahasan ini.

Sumber :

http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kekuasaan-power-dan-5-jenis-kekuasaan-dalam-organisasi/

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiHlZXts8bPAhXKRY8KHRC-AMkQFggfMAA&url=http%3A%2F%2Fratriptyas.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F28070%2FBAB_2_WEWENANG%2CKEKUASAAN_%2526_PENGARUH.pdf&usg=AFQjCNE-mCHomIgkUpAZA1LpuxYCCVhqSw&bvm=bv.134495766,d.c2I

http://www.academia.edu/21314507/Kekuasaan_dalam_Organisasi

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiq1pL3vMbPAhVBsI8KHcfKA4sQFghXMAk&url=http%3A%2F%2Fbdkjakarta.kemenag.go.id%2Ffile%2Fmedia%2F3738opinikekuasaankomunikasidanpemberdayaandalamorganisasi.pdf&usg=AFQjCNFQj94BcAlvQscUV2W_bxTxx7i7Kw&sig2=jNT0l6zxKwpj9CNw2dXcmw

Kamis, 10 Maret 2016

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT


Teori Kepribadian Sehat

TUGAS ke 1
Nama : Dian Rohmah Sri Wulandari
Kelas : 2PA15
Npm : 12514999

A.  Aliran Psikoanalisa
Psikolanalisa merupakan salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya adalah Sigmund Freud, berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud dan kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.
Psikoanalisa adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.  Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang individu lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran.
Menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga mengganggu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / ( unconscious motivation ) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa.
Dalam teori psikoanalisanya freud menjelaskan tentang struktur kepribadian individu, struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem pokok, yakni :
1.      Id
Id merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id juga merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
2.      Ego
Ego merupakan aspek psikologis yang berkembang dari id yang struktur kepribadianya mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena kebutuhan – kebutuhan organisme memerlukan transaksi - transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal kenyataan subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal - hal yang terdapat dalam batin dan hal - hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut juga sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan memutuskan insting mana yang akan dipuaskan.

3.      Superego
Superego merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai - nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.

Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1.      Tingkat Sadar Atau Kesadaran ( Conscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain - lain.
2.      Tingkat Prasadar ( Preconscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain - lain.
3.      Tingkat Tidak Disadari ( Unconscious Level )
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.

Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk memisah - misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
a.      Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
b.     Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
c.      Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
d.     Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e.     Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.



B. Aliran Behavioristik
Aliran psikologi behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913. Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu sistem kompleks yang bertigkah laku menurut cara - cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting, yaitu :
1.      Menekankan pada respon - respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku.
2.     Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3.     Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Manusia dapat belajar banyak tentang perilakunya sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang. Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respon terhadap rangsangan itu.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
1.      Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2.     Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
3.     Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.




C.   Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1)    Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2)    Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
3)    Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
4)    Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5)    Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)

Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a)    Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)  Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)    Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).
 Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan hanya mengandalakan pengalaman - pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.


D. Pendapat Gordon Allport

“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”


Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
1.     Ekstensi sense of self : Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas, Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka, dan Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana).
2.      Hubungan hangat/akrab dengan orang lain : Kapasitas intimacy(hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion(pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3.     Penerimaan diri: Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4.     Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan: kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi.
5.      Objektifikasi diri (insight dan humor)  : kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain.
6.     Filsafat Hidup : ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti.


 E.    Pendapat Rogers

“Memahami dan menjelaskan Teori Kepribadian Sehat menurut Rogers yang meliputi :
1. Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya.
2. Peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :
1. conditional positive regard (bersyarat),
2. unconditional positive regard (tak bersyarat).


F.    Pendapat Abraham Maslow

Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi sebagai berikut:
1.     Kebutuhan Psikologis
2.     Kebutuhan Rasa Aman
3.     Kebutuhan Sosial
4.     Kebutuhan Akan Penghargaan
5.     Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri

G.   Pendapat Fromm


Teori Erich Fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat.
Kebutuhan Dasar Manusia menurut Erich Fromm :
1. Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain
2. Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif
3. Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia 
4. Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan   keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia 
5. Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia